Babinsa Hadir di Tengah Warga, Mediasi Sengketa Kebun dan Hewan di Pentadio Timur

By Mohammad Rashya 09 Sep 2025, 13:34:13 WIB Hukum
Babinsa Hadir di Tengah Warga, Mediasi Sengketa Kebun dan Hewan di Pentadio Timur

Telaga Biru, 09 September 2025 – Suasana Kantor Desa Pentadio Timur pagi itu tampak berbeda. Selasa, pukul 09.00 Wita, sejumlah tokoh masyarakat berkumpul dengan satu tujuan: mencari titik terang atas perselisihan antara dua warga, Kadir Limonu sebagai pelapor dan Iwan Inaku sebagai terlapor. Sengketa bermula ketika kebun milik Kadir yang hendak ditanami justru terganggu oleh hewan peliharaan sapi milik Iwan.

Di antara para tokoh yang hadir, tampak sosok Serda Sahruli Harun, Babinsa Pentadio Timur. Kehadirannya bukan sekadar memenuhi undangan, melainkan bagian dari tanggung jawabnya sebagai ujung tombak TNI di wilayah binaan. Dengan ketenangan dan wibawanya, ia memantau jalannya mediasi sembari memastikan masyarakat tetap dalam suasana damai.

Babinsa bertugas bukan hanya sebatas pengawasan, melainkan juga memberikan penyuluhan dan pembinaan teritorial. Melalui kegiatan seperti ini, Serda Sahruli berusaha menanamkan kesadaran bahwa perselisihan sekecil apa pun sebaiknya diselesaikan secara musyawarah, tanpa harus merusak keharmonisan hidup bertetangga.

Selain Babinsa, mediasi tersebut turut dihadiri oleh Rahman Adam, S.H., selaku Kepala Desa Pentadio Timur, dan Karim Rose, Kepala Dusun III. Kehadiran para pemangku kepentingan desa ini menunjukkan bahwa penyelesaian masalah warga bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga menjadi perhatian bersama demi menjaga kerukunan sosial.

Mediasi ini digelar dengan tujuan mulia, yakni mencari solusi terbaik agar kebun tetap bisa dimanfaatkan tanpa terganggu oleh hewan ternak, sekaligus memastikan pemilik hewan tidak dirugikan. Prinsip keadilan dan keseimbangan menjadi dasar pembicaraan, sehingga kedua belah pihak merasa dihargai.

Perselisihan ini berawal dari kelalaian kecil yang kemudian membesar. Sapi yang dilepaskan di sekitar kebun tanpa pengawasan menimbulkan keresahan bagi pemilik lahan. Situasi ini akhirnya memicu laporan resmi dan berujung pada pertemuan di kantor desa.

Dengan bimbingan aparat desa dan Babinsa, kedua pihak dipersilakan menyampaikan pandangan masing-masing. Dari suasana yang semula tegang, perlahan mencair menjadi ruang dialog yang lebih terbuka dan penuh pengertian.

Selain meredam konflik, kegiatan ini juga memperkuat rasa kebersamaan dan menumbuhkan budaya musyawarah sebagai jalan utama dalam penyelesaian masalah di tingkat desa.

Kejadian ini menjadi pelajaran bagi warga lain agar lebih bijak dalam menjaga hak dan kewajiban. Dengan adanya komunikasi yang baik, setiap persoalan dapat diselesaikan tanpa menimbulkan keretakan sosial.

Akhirnya, kegiatan mediasi yang berlangsung hingga pukul 10.30 Wita tersebut berjalan tertib dan lancar. Serda Sahruli Harun menutup kehadirannya dengan pesan sederhana namun mendalam, menjaga desa bukan hanya tugas aparat, tetapi juga tanggung jawab bersama setiap warga.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment