Di Bawah Cahaya Rabiul Awal, Doa dan Dzikir Adat Menjadi Jalan Pulang Hati, Koptu M. Setiawan Hadiri Peringatan Maulid Nabi SAW di Limboto Barat

By Mohammad Rashya 05 Sep 2025, 17:43:01 WIB Berita Terkini
Di Bawah Cahaya Rabiul Awal, Doa dan Dzikir Adat Menjadi Jalan Pulang Hati, Koptu M. Setiawan Hadiri Peringatan Maulid Nabi SAW di Limboto Barat

Limboto Barat, 04 September 2025 – Suasana pagi Jumat di Masjid Nurul Jannah, Desa Ombulo, dipenuhi lantunan doa dan dzikir yang khusyuk. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1447 H/2025 M digelar secara adat tradisional dengan penuh kehangatan. Dalam kegiatan tingkat Kecamatan Limboto Barat ini, Koptu M. Setiawan hadir mewakili Danramil 02/Limboto, menyatu bersama masyarakat dalam balutan syiar dan tradisi.

Kehadiran Babinsa bukan sekadar menghadiri acara keagamaan, melainkan bagian dari wujud pengabdian TNI di tengah masyarakat. Koramil sendiri memiliki tugas penting: menyelenggarakan pelatihan kemampuan, gelar kekuatan, serta membina teritorial untuk mempersiapkan wilayah pertahanan darat. Melalui kegiatan kebersamaan seperti ini, Babinsa menunjukkan bahwa keamanan dan kedamaian adalah hasil kerja bersama, bukan hanya tugas aparat semata.

Selain Koptu Setiawan, kegiatan doa dan dzikir turut dihadiri oleh Camat Limboto Barat Ikram A. T Hurudji, S. Ip, Sekcam Rahman U. Menu, S.IP.M, Kepala KUA Rustam, SH, perwakilan Kapolsek Aiptu Agung, Ketua PHBI Hj. Hisan Hulopango, S.Ag, serta unsur pemerintah kecamatan, kepala desa se-Kecamatan Limboto Barat, tokoh agama, tokoh adat, imam dan pegawai syariah, aparat Desa Ombulo, hingga masyarakat setempat. Kehadiran mereka menjadi simbol kebersamaan lintas unsur.

Kegiatan ini adalah menghidupkan kembali nilai-nilai akhlak Rasulullah SAW melalui dzikir dan doa. Tradisi adat yang dipertahankan bukan hanya menambah kekhusyukan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial masyarakat. Dengan berkumpul dalam satu majelis, umat diingatkan untuk meneladani Rasulullah sebagai suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan ini terlaksana karena adanya kesadaran bersama bahwa Maulid Nabi adalah momentum penting yang tidak boleh terlewatkan. Masyarakat Limboto Barat memahami, peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk syukur atas hadirnya Nabi yang membawa umat dari kegelapan menuju cahaya Islam. Itulah sebabnya doa dan dzikir tradisional terus dijaga sebagai warisan leluhur yang sarat makna.

Peringatan semacam ini harus selalu diadakan dengan penuh kebersamaan. Pelibatan semua unsur, mulai dari pemerintah hingga masyarakat desa, menjadikan acara lebih bermakna. Adat dan syiar Islam berpadu harmonis, menghadirkan nuansa religius sekaligus melestarikan kearifan lokal. Itulah ciri khas peringatan Maulid di Limboto Barat yang berbeda namun sarat nilai.

Manfaat dari kegiatan ini begitu terasa. Selain mempertebal iman, masyarakat dapat mempererat tali silaturahmi, memperkuat kebersamaan, serta menumbuhkan rasa aman karena aparat hadir mendampingi. Doa dan dzikir yang dilantunkan bersama juga menjadi pengingat untuk selalu menjaga akhlak mulia dalam kehidupan bermasyarakat.

Harapannya, melalui peringatan ini masyarakat Limboto Barat semakin memahami ajaran Rasulullah SAW, meneladani akhlaknya, serta mampu menanamkan nilai-nilai tersebut dalam keluarga. Semoga generasi muda bisa tumbuh menjadi pribadi unggul, berakhlak mulia, dan siap menjaga harmoni di tengah masyarakat.

Dari rangkaian acara ini dapat disimpulkan bahwa Maulid Nabi bukan hanya kegiatan ritual tahunan, melainkan ruang refleksi bagi umat. Dengan menjaga tradisi dzikir dan doa, masyarakat seakan diajak untuk kembali mendekat kepada Allah SWT, memperkokoh persaudaraan, dan menguatkan semangat kebersamaan.

Kegiatan doa dan dzikir adat tradisional di Masjid Nurul Jannah selesai pada pukul 10.00 Wita. Semua rangkaian berjalan lancar, aman, dan penuh kekhidmatan. Koptu M. Setiawan yang hadir mewakili Danramil 02/Limboto menyatu bersama tokoh agama dan masyarakat, menutup peringatan dengan rasa syukur. Pagi itu, Ombulo menjadi saksi bahwa cinta umat kepada Rasulullah selalu hidup melalui tradisi, doa, dan persatuan.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment