Guyuran Hujan Uji Kesiapan Desa, Babinsa Turun Langsung Pantau Kondisi

By Sinthya Airin 20 Okt 2025, 22:11:40 WIB Berita Terkini
Guyuran Hujan Uji Kesiapan Desa, Babinsa Turun Langsung Pantau Kondisi

Pulubala, 20 Oktober 2025 — Sore yang semula teduh di Desa Molamahu mendadak berubah muram. Awan hitam menggantung berat, disusul hujan deras yang turun tanpa jeda. Dalam hitungan menit, jalanan basah dan suara hujan memecah keheningan desa yang biasanya damai.

Tak butuh waktu lama, air sungai di tengah desa mulai meluap. Arusnya semakin deras, membawa ranting dan lumpur dari hulu. Beberapa pekarangan rumah mulai tergenang. Meski belum masuk ke rumah, rasa cemas sudah tampak di wajah warga. Mereka saling mengingatkan untuk siaga.

Begitu kabar meluapnya sungai terdengar, Babinsa Desa Molamahu bersama aparat desa bergerak cepat. Di tengah guyuran hujan, mereka menelusuri bantaran sungai dengan jas hujan seadanya. “Kami terus memantau situasi agar warga tetap aman,” ujar Sertu Fredy Naue saat ditemui di lokasi.

Di tengah situasi itu, koordinasi antara Babinsa, aparat desa, dan warga berjalan baik. Mereka memastikan saluran air tidak tersumbat. Beberapa warga bahkan rela berjaga di tepi jalan, mengamati arah aliran air agar tidak menembus rumah penduduk.

Menjelang malam, hujan mulai berhenti. Debit air sungai pun perlahan menurun. Warga yang sebelumnya bertahan di dalam rumah, keluar untuk melihat keadaan sekitar. Pekarangan mereka mulai mengering, hanya menyisakan lumpur tipis yang segera mereka bersihkan bersama.

Pagi menjelang, dan suasana gotong royong langsung terasa. Warga Molamahu bergandeng tangan membersihkan saluran air serta sisa-sisa lumpur. Anak-anak ikut membantu sambil bercanda di sela-sela kerja. “Air cepat surut, syukurlah tidak sampai masuk rumah,” kata seorang warga tersenyum lega.

Usai situasi aman, Babinsa bersama Pemerintah Desa Molamahu mulai mendata rumah yang sempat terdampak genangan air. Sekitar 20 rumah diketahui sempat tergenang di bagian pekarangan, tanpa laporan kerusakan berarti. “Kami terus siaga, meski kondisi sudah terkendali,” tegas Sertu Fredy.

Meski langit kembali cerah, aparat desa dan TNI tetap mengingatkan warga agar tidak lengah. Perubahan cuaca yang cepat membuat potensi hujan lebat bisa datang kapan saja. “Lebih baik waspada sejak dini daripada panik kemudian,” pesan Babinsa kepada warga.

Bagi warga Molamahu, peristiwa ini bukan hanya tentang air yang meluap, tetapi tentang bagaimana solidaritas diuji. Mereka membuktikan, tanpa menunggu bantuan besar pun, masalah bisa diselesaikan bersama. Semangat gotong royong menjadi pelajaran berharga di tengah musim penghujan.

Malam hari kembali sunyi. Langit yang sebelumnya kelabu kini bertabur bintang. Udara lembap membawa aroma tanah basah yang khas. Di bawah sinar lampu rumah, warga berbincang ringan, membahas kejadian tadi sore dengan rasa syukur.

Hujan deras yang mengguyur Desa Molamahu hari itu menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan dan persatuan adalah kunci menghadapi bencana. Dari guyuran air hingga kehangatan gotong royong, masyarakat Molamahu menunjukkan arti sejati dari rasa peduli dan cinta lingkungan.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment