
Kehadiran Babinsa Kelurahan Bulota dalam Pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M di Masjid Subulasalam yang Menjaga Tradisi Religius dan Adat di Kelurahan Bulota

Limboto, 09 September 2025 – Malam di Kelurahan Bulota terasa istimewa ketika Masjid Subulasalam dipenuhi lantunan doa dan zikir dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M. Selasa pukul 20.10 Wita, suasana religius berpadu dengan adat tradisional yang masih dijaga turun-temurun oleh masyarakat setempat.
Di tengah masyarakat, hadir Serda Amirul, Babinsa Kelurahan Bulota. Kehadirannya bukan sekadar menghadiri undangan, melainkan menjalankan peran sebagai ujung tombak pembinaan teritorial. Dengan penuh tanggung jawab, ia mengawasi jalannya kegiatan, memberi penyuluhan ringan, serta membina hubungan baik dengan masyarakat binaannya. Kehadirannya menegaskan bahwa Babinsa selalu ada di setiap denyut kehidupan warga.
Selain Serda Amirul, acara tersebut juga diramaikan oleh para tokoh pemerintahan dan masyarakat. Terlihat Camat Limboto Abd. Azis Pakaya, S.St., M.P.H., Sekcam Limboto Halid Kadir, S.H., M.H., dan Lurah Bulota Sudirman Nonu Adu, S.K.M., M.Kes. Mereka duduk berdampingan dengan Tuan Imam, Pegawai Sara, tokoh agama, tokoh adat, pemuda, kepala lingkungan, aparat kelurahan, hingga warga masyarakat Bulota. Pemandangan itu mencerminkan kebersamaan yang erat antara pemerintah, aparat, dan rakyat.
Peringatan Maulid ini bertujuan meneladani akhlak Rasulullah SAW. Melalui tradisi adat yang terus dijaga, masyarakat berusaha menumbuhkan kembali rasa cinta kepada Nabi, sekaligus memperkuat silaturahmi antarwarga. Nilai religius berpadu dengan adat lokal, menjadikan kegiatan ini penuh makna.
Kegiatan ini bisa terlaksana karena dorongan kuat masyarakat untuk mempertahankan tradisi leluhur. Meski modernisasi berjalan, warga Bulota tak ingin kehilangan identitas budaya. Semangat inilah yang membuat Maulid Nabi selalu dirayakan dengan cara khas, menggabungkan nilai agama dengan kearifan lokal.
Jalannya acara berlangsung tertib dan penuh khidmat. Doa dan dzikir menjadi inti kegiatan, diiringi lantunan shalawat yang membuat suasana semakin sakral. Semua peserta larut dalam suasana religius, menjadikan malam itu sebagai momen penuh ketenangan dan kebersamaan.
Selain memperkuat iman, kegiatan ini juga meningkatkan rasa persaudaraan, mempererat hubungan antara pemerintah dengan masyarakat, serta menciptakan rasa aman berkat pengawasan aparat termasuk Babinsa. Maulid ini menjadi ajang memperkokoh persatuan di tengah keberagaman.
Tradisi semacam ini bisa terus dilestarikan oleh generasi berikutnya. Mereka ingin agar nilai-nilai agama dan budaya tetap hidup, sekaligus menjadi contoh bagaimana kebersamaan bisa dijaga dalam bingkai tradisi dan religiusitas.
Maulid Nabi di Bulota bukan sekadar acara seremonial. Ia adalah ruang kebersamaan yang menyatukan tokoh pemerintahan, aparat, dan masyarakat dalam satu majelis. Tradisi ini menjadi bukti bahwa nilai keagamaan dan adat bisa berjalan beriringan untuk memperkuat persatuan.
Ditutup dengan doa dan zikir bersama, suasana malam semakin menenteramkan. Bagi Serda Amirul, pengabdian malam itu menambah makna tugasnya sebagai Babinsa, yang selalu hadir menjaga keamanan sekaligus membina masyarakat dalam setiap langkah tradisi dan kebersamaan.
1.png)