
Limboto, 04 September 2025 – Malam di Masjid Agung Baiturrahman Limboto dipenuhi suasana syahdu. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M kali ini terasa istimewa karena dirangkai dengan pengukuhan pengurus LPTQ dan lembaga adat Kabupaten Gorontalo periode 2025–2030.
Kehadiran Dandim 1315/Kab. Gorontalo, Letkol Arh. Roma Laksana Yudha, S.Ap., M.Sos, menjadi sorotan tersendiri. Bagi seorang komandan, tugasnya bukan hanya soal strategi militer, tetapi juga memimpin pembinaan teritorial agar TNI selalu dekat dengan masyarakat. Malam itu, kehadirannya mencerminkan komitmen menjaga sinergi rakyat dan prajurit.
Selain Dandim, jajaran Forkopimda turut hadir memberi makna kebersamaan. Dari Bupati Gorontalo H. Sofyan Puhi, Kapolres AKBP Ki Ide Bagus Tri, Dansatradar 224 Letkol Lek Edith Nurhidayat, Danlanal Letkol Laut Hanu Chandra, hingga Wakil Bupati, Ketua DPRD, Kakan Kemenag, Sekda, tokoh adat, dan pimpinan OPD. Tidak ketinggalan camat, lurah, serta sekitar 200 jamaah memenuhi masjid.
Acara dibuka dengan lantunan kalam Ilahi yang menggetarkan hati. Jamaah larut dalam bacaan doa sebelum prosesi utama dimulai: pembacaan surat keputusan Bupati Gorontalo. Keputusan itu menetapkan kepengurusan baru LPTQ dan lembaga adat untuk lima tahun mendatang.
Prosesi pengukuhan berlangsung penuh khidmat. Bupati Gorontalo menegaskan sumpah dan janji pengurus baru, lalu mengesahkan mereka secara simbolis. Langkah ini dipandang sebagai bagian penting dalam menjaga keseimbangan pembangunan daerah, baik secara religius maupun budaya.
Dalam sambutannya, Bupati Sofyan Puhi menegaskan bahwa Maulid Nabi bukan sekadar rutinitas. Menurutnya, ini adalah momen untuk merefleksikan perjuangan dan keteladanan Rasulullah. Ia juga mengingatkan bahwa pelantikan pengurus LPTQ dan lembaga adat adalah awal dari amanah besar, bukan akhir dari sebuah proses.
Peringatan Maulid di Gorontalo dikenal memiliki kekhasan. Tradisi dzikir Dikili yang diwariskan turun-temurun berpadu dengan bacaan dzikir nasional. Dua bentuk kegiatan ini menyatu sebagai identitas religius sekaligus kearifan lokal yang tetap dijaga hingga kini.
Peringatan Maulid memperkuat spiritualitas, sementara pengukuhan pengurus LPTQ dan lembaga adat menjaga eksistensi budaya daerah. Sinergi keduanya diyakini mampu membentuk masyarakat Gorontalo yang harmonis, religius, dan berkarakter.
Acara yang dimulai pukul 19.30 Wita resmi berakhir pukul 21.10 Wita. Namun jamaah masih bertahan, melanjutkan dengan dzikir Dikili. Dandim bersama pejabat daerah ikut larut dalam kekhusyukan itu, meninggalkan pesan kuat bahwa kebersamaan dalam iman dan budaya adalah fondasi membangun Gorontalo yang damai.
LEAVE A REPLY