
Menata Aliran, Merawat Ketahanan, Sinergi Danpos dan Babinsa di Jalur Irigasi Yosonegoro

Limboto Barat, 29 Agustus 2025 – Terik matahari siang tak menyurutkan langkah Peltu Suyanto, Danpos Koramil 1315-02/Limboto, bersama Koptu M. Setiawan, Babinsa setempat, untuk turun langsung mendampingi pelaksanaan pengecekan lokasi irigasi tersier di Desa Yosonegoro. Pukul 13.30 Wita, keduanya berdiri di tepi saluran air, menyapa petani dan masyarakat yang telah menanti kehadiran mereka dengan penuh harapan.
Tugas Koramil memang tak sekadar menjaga keamanan wilayah. Di balik seragam hijau loreng, tersimpan tanggung jawab besar: menyelenggarakan pelatihan kemampuan, membina kekuatan, dan menggelar kesiapan wilayah. Semua itu berpadu dengan peran penting dalam Pembinaan Teritorial—sebuah wujud nyata bagaimana TNI menyiapkan desa-desa agar tangguh dalam menghadapi tantangan, sekaligus menjadi benteng pertahanan di darat.
Kegiatan pengecekan ini tidak hanya dihadiri personel TNI. Hadir pula Mis Mayang, Kepala BPP Limboto Barat, serta Saleh Zees selaku perwakilan kelompok tani. Masyarakat Desa Yosonegoro ikut mendampingi dengan semangat yang sama, karena mereka tahu irigasi bukan hanya soal aliran air, tetapi juga nadi kehidupan yang menghidupi sawah, ladang, dan akhirnya dapur mereka.
Kegiatan ini memberikan rasa aman. Dengan kehadiran TNI, warga merasa tenang karena setiap langkah pembangunan, termasuk pengelolaan irigasi, diawasi dan didampingi. Rasa aman ini membuat mereka lebih fokus pada pekerjaan pokok, yaitu bercocok tanam demi ketahanan pangan keluarga dan daerah.
Karena irigasi adalah urat nadi pertanian. Tanpa pengawasan yang baik, kerusakan kecil bisa berkembang menjadi masalah besar bagi hasil panen. Itulah sebabnya TNI bersama pemerintah desa dan masyarakat mengambil langkah cepat melakukan pengecekan agar persoalan dapat dicegah sebelum menimbulkan kerugian.
Dengan melibatkan semua pihak, dari aparat TNI, pemerintah, hingga petani itu sendiri. Sinergi menjadi kunci utama, karena hanya dengan kebersamaan setiap jalur air bisa dipastikan mengalir lancar, setiap sawah terairi, dan setiap petani merasa dihargai jerih payahnya.
Selain memastikan ketersediaan air untuk pertanian, pengecekan ini juga menjadi media komunikasi antara masyarakat dan aparat. TNI hadir bukan sebagai penonton, tetapi sebagai pendamping yang siap memberi solusi, mendengar keluhan, dan menjembatani kepentingan rakyat dengan pemerintah.
Melalui kegiatan ini Desa Yosonegoro dapat semakin tangguh dalam menghadapi musim tanam. Dengan irigasi yang terjaga, para petani bisa bekerja lebih tenang, hasil panen meningkat, dan ketahanan pangan wilayah pun semakin kuat. Kehadiran TNI juga diharapkan terus memberi dorongan moral bagi masyarakat untuk menjaga dan merawat fasilitas desa bersama-sama.
Pengecekan irigasi tersier di Desa Yosonegoro bukan sekadar rutinitas teknis. Ia adalah bagian dari perjalanan panjang menuju kemandirian desa. Air yang mengalir di saluran-saluran itu sejatinya adalah simbol kehidupan, dan setiap tetesnya adalah harapan yang dijaga bersama oleh TNI dan rakyat.
Menjelang sore, pukul 16.00 Wita, kegiatan pun usai. Peltu Suyanto dan Koptu M. Setiawan menutup pendampingan dengan senyum puas. Semuanya berjalan aman, lancar, dan penuh kebersamaan. Di balik langkah pulang mereka, tersisa keyakinan bahwa kerja hari ini akan menjadi bekal masa depan bagi Desa Yosonegoro, desa yang hidup dari aliran air, dan tumbuh bersama aliran harapan.
1.png)