Riuh Gelombang Aspirasi di Bawah Bayang Menara Limboto Ratusan Mahasiswa Gorontalo Menggema, Kodim 1315 Tegak Menjaga Irama Demokrasi Tetap Damai

By Mohammad Rashya 02 Sep 2025, 00:44:25 WIB Berita Terkini
Riuh Gelombang Aspirasi di Bawah Bayang Menara Limboto Ratusan Mahasiswa Gorontalo Menggema, Kodim 1315 Tegak Menjaga Irama Demokrasi Tetap Damai

Limboto, 01 September 2025 – Suasana di bawah Menara Limboto mendadak riuh pada Senin siang. Sekitar pukul 13.50 Wita, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kabupaten Gorontalo Menggugat mulai menggelar aksinya. Massa yang dipimpin oleh Laode Halik Ismail ini mencapai kurang lebih 200 orang. Kehadiran mereka mendapat atensi penuh dari Personel Kodim 1315/Kabupaten Gorontalo yang dikerahkan untuk memastikan jalannya aksi tetap aman dan terkendali.

Sebagai garda terdepan di wilayah, Kodim 1315 bukan hanya bertugas menjaga stabilitas keamanan, tetapi juga melaksanakan pembinaan teritorial. Tugas itu menjadi fondasi dalam menyiapkan ketahanan wilayah di darat sekaligus merawat rasa aman di tengah masyarakat. Kehadiran personel TNI di titik aksi menunjukkan komitmen bahwa negara senantiasa hadir ketika masyarakat menyuarakan aspirasinya.

Dari atas mobil sound system, suara lantang para orator menggema. Nama-nama seperti Erlin Adam, Reynaldi Latif, Rizal Agu, Puspa Sari Mokoginta, Erwin Ibrahim, hingga Nafiq Van Gobel bergantian menyampaikan untaian kalimat yang membakar semangat massa. Orasi mereka tak sekadar seruan, melainkan cerminan kegelisahan mahasiswa atas persoalan bangsa yang mereka anggap perlu segera dijawab.

Untuk menguatkan ekspresi protes, massa aksi membawa sejumlah perangkat. Mobil sound system berdiri di tengah kerumunan, sementara ban bekas, baliho tuntutan, bendera aliansi, cat semprot, hingga megaphone menjadi simbol perlengkapan perjuangan mereka. Semua itu menciptakan pemandangan khas sebuah aksi demonstrasi mahasiswa yang penuh energi.

Rangkaian kegiatan berlangsung sistematis. Pukul 13.30 Wita, massa berkumpul di kampus masing-masing, lalu bergerak menuju Menara Limboto pada pukul 13.40 Wita. Selang sepuluh menit kemudian, orasi dimulai di bawah menara, sebelum akhirnya massa melangkah ke Kantor DPRD Kabupaten Gorontalo pukul 14.05 Wita. Puncak ketegangan terjadi pukul 14.28 Wita, ketika ban bekas dibakar di depan gedung dewan. Namun, pada pukul 15.50 Wita, suasana mulai mencair setelah perwakilan massa diterima langsung oleh Bupati, Kapolres, dan Ketua DPRD.

Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo, Zulfikar Y. Usira, SE., memberikan tanggapan tegas. “Lembaga kami adalah lembaga keterwakilan. Karena itu, kami mendukung aspirasi yang disuarakan dan siap menandatangani fakta integritas demi rakyat. Perjuangan ini akan kami kawal,” ucapnya.

Nada serupa datang dari Bupati Gorontalo, H. Sofyan Puhi, ST. Ia menegaskan kehadirannya bukan sebagai representasi partai, melainkan pemimpin daerah. “Dengan tuntutan yang ditujukan untuk rakyat, saya menyatakan siap menandatangani,” ungkapnya di hadapan massa.

Sementara itu, Kapolres Gorontalo AKBP Ki Ide Bagus Tri, S.I.K, menyampaikan sikap terbuka. Ia menuturkan rasa hormat atas aspirasi mahasiswa, sembari menyampaikan permohonan maaf terkait peristiwa di Jakarta yang menjadi pemantik isu. “Kami netral, tidak boleh dikaitkan dengan politik. Kritik dari masyarakat akan kami terima dengan lapang dada. Tugas kami tetap memberikan pengayoman dan perlindungan,” tegasnya.

Aksi ini berjalan dalam koridor damai berkat pengamanan yang sinergis antara Kodim 1315/Kabupaten Gorontalo dan Polres Gorontalo. Meski massa sempat membakar ban, situasi tetap terkendali. Dalam pernyataan tertulis, massa meminta agar unsur pemerintah daerah, DPRD, serta kepolisian menandatangani petisi yang berisi sejumlah tuntutan, di antaranya: menolak kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPR, mendesak percepatan pengesahan RUU Perampasan Aset, menolak kenaikan pajak, meminta Presiden mengevaluasi kabinet, hingga mendesak pengadilan terhadap kasus tabrak lari yang menewaskan driver ojol.

Di balik semua itu, alasan mahasiswa turun ke jalan jelas keresahan atas kebijakan nasional yang dinilai tak berpihak kepada rakyat. Mulai dari kenaikan tunjangan DPR, kerusakan lingkungan di Gorontalo, hingga tuntutan reformasi Polri. Semua dirangkai dalam orasi yang mereka sebut sebagai suara nurani, bukan sekadar eksistensi.

“Orasi ini bukan provokasi, melainkan jeritan hati rakyat,” teriak salah seorang orator, menegaskan bahwa aksi mereka lahir dari kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat, bukan kepentingan politik.

Kodim 1315/Kabupaten Gorontalo mencatat aksi yang diikuti sekitar 120–200 orang dari Cipayung Plus, BEM, serta paguyuban mahasiswa se-Kabupaten Gorontalo berjalan aman dan terkendali. Pukul 16.15 Wita, kegiatan resmi berakhir tanpa insiden berarti.

Hadirnya personel Kodim 1315/Kabupaten Gorontalo dalam pengamanan ini menjadi bukti nyata bahwa TNI selalu hadir menjaga stabilitas dan mendukung terwujudnya ruang demokrasi yang sehat di daerah. Aksi boleh berakhir, namun gema suara mahasiswa masih bergema sebagai pengingat akan perjuangan panjang demi keadilan dan kesejahteraan rakyat.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment