Takziah Hari Ketiga, Babinsa dan Warga Bandung Rejo Bersatu dalam Doa untuk Almarhum Yasdi Arjo Soewito

By Mohammad Rashya 09 Sep 2025, 20:38:50 WIB Dunia Islam
Takziah Hari Ketiga, Babinsa dan Warga Bandung Rejo Bersatu dalam Doa untuk Almarhum Yasdi Arjo Soewito

Boliyohuto, 09 September 2025 – Sore yang teduh menyelimuti Desa Bandung Rejo ketika masyarakat berkumpul di rumah duka almarhum Yasdi Arjo Soewito. Tepat pukul 16.30 Wita, acara takziah hari ketiga dimulai dengan penuh khidmat. Di antara ratusan pelayat, hadir Babinsa Koramil 1315-05/Boliyohuto, Serka Laode Kalawara, yang mengambil peran memberikan ceramah agama untuk menghibur dan meringankan duka keluarga besar almarhum.

Bagi Serka Laode Kalawara, hadir di tengah masyarakat bukan hanya soal seragam dan jabatan. Sebagai Babinsa, ia menjalankan amanah pembinaan teritorial melalui pengawasan, penyuluhan, dan pembinaan. Dalam setiap langkahnya, ia selalu berusaha menjadi sahabat rakyat. Di rumah duka kali ini, ia menunjukkan sisi humanis seorang prajurit menjadi penenang hati yang dirundung pilu.

Kehadiran Babinsa tidak sendiri. Tampak pula Camat Boliyohuto yang diwakili staf, Sugeng selaku Kepala Desa, Ketua BPD, tokoh agama, para imam, tokoh pemuda-pemudi, serta ratusan warga. Diperkirakan, jumlah pelayat mencapai 180 orang. Pemandangan ini menegaskan bahwa duka yang dialami keluarga almarhum adalah duka bersama yang dirasakan seluruh masyarakat Bandung Rejo.

Acara takziah dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Lantunan kalam ilahi menggema, membawa suasana hati hadirin menjadi tenteram. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan keluarga, sambutan pemerintah desa, dan ceramah agama yang disampaikan Babinsa.

Dengan suara yang terbata namun penuh keikhlasan, perwakilan keluarga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pelayat. “Kehadiran bapak-ibu semua adalah penghibur bagi kami. Semoga doa yang kita panjatkan menjadi bekal terbaik bagi almarhum,” ucapnya sambil menahan air mata.

Kepala Desa Bandung Rejo, Sugeng, dalam sambutannya menekankan pentingnya kebersamaan di saat suka maupun duka. Ia menegaskan bahwa masyarakat Bandung Rejo selalu berdiri dalam satu barisan, saling menguatkan. “Inilah wujud persaudaraan sejati yang harus terus kita jaga,” tuturnya.

Saat memberikan ceramah, Serka Laode Kalawara mengajak semua yang hadir untuk merenungi makna kehidupan.

Ia berkata, “Kita sadar bahwa hidup hanyalah menunggu giliran. Cepat atau lambat, ikhlas maupun tidak ikhlas, semua akan kembali kepada Allah Swt.”

Lalu ia mengutip firman Allah dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya:

Al-Baqarah ayat 156

"(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)."

Al-Anbiya ayat 35

"Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kepada Kami-lah kamu dikembalikan."

Al-A’raf ayat 34

"Dan setiap umat mempunyai ajal. Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun."

Al-Baqarah ayat 197

"Berbekallah kamu, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal."

Setelah ceramah, doa arwah dipanjatkan bersama. Imam desa memimpin bacaan doa, dan seluruh hadirin menundukkan kepala, memohonkan ampunan bagi almarhum. Suasana menjadi syahdu, seakan setiap kalimat doa mengantarkan ruh almarhum menuju ketenangan abadi.

Usai doa, hadirin dijamu dengan hidangan sederhana. Dalam ramah tamah ini, masyarakat saling berbagi cerita tentang kebaikan almarhum. Tawa kecil sesekali terdengar, menjadi pelipur lara di tengah kesedihan.

Kegiatan ini lahir dari tradisi luhur masyarakat Gorontalo, di mana takziah bukan sekadar ritual, melainkan wujud kepedulian. Duka yang dialami satu keluarga adalah duka semua, sehingga doa dan kehadiran menjadi pengikat eratnya persaudaraan.

Dari undangan keluarga, dukungan pemerintah desa, hingga peran tokoh agama dan aparat keamanan, semua bersinergi. Kegiatan terselenggara dengan tertib, khidmat, dan penuh makna. Inilah bukti bahwa masyarakat Bandung Rejo mampu menjaga harmoni dalam setiap keadaan.

Takziah hari ketiga almarhum Yasdi Arjo Soewito bukan sekadar peringatan duka, melainkan cermin kebersamaan dan kepedulian. Kehadiran Babinsa, tokoh agama, pemerintah desa, dan ratusan masyarakat menegaskan bahwa nilai gotong royong masih hidup kuat di bumi Gorontalo.

Menjelang pukul 17.30 Wita, seluruh rangkaian kegiatan berakhir dengan aman dan tertib. Serka Laode Kalawara menutup tugasnya dengan penuh kebanggaan, karena sekali lagi ia mampu hadir bukan hanya sebagai prajurit, tetapi juga sebagai penghibur dan sahabat masyarakat dalam duka.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment