Tolangohula, 10 September 2025 – Malam di Desa Tamaila, Kecamatan Tolangohula, berubah mencekam ketika api melahap rumah semi permanen sekaligus kios milik Zakaria Dukalang, 43 tahun. Warga setempat panik, namun kehadiran Babinsa Koramil 1315-05/Boliyohuto, Sersan Dua Mirhan, membawa ketenangan. Dengan sigap ia turun tangan, ikut membantu warga dalam memadamkan api yang kian membesar.

Bagi seorang Babinsa, tugas utama tidak hanya menjaga keamanan. Lebih dari itu, ia menjalankan pembinaan teritorial, melakukan pengawasan, penyuluhan, dan memberikan dorongan moral kepada masyarakat. Malam itu, tugas pembinaan itu diwujudkan secara nyata melalui aksi cepat membantu warga yang sedang dirundung musibah.

Kejadian ini pun mengundang perhatian banyak pihak. Aparat desa, Bhabinkamtibmas, dan masyarakat Desa Tamaila turut hadir di lokasi kebakaran. Mereka bekerja sama tanpa memikirkan lelah, bahu-membahu bersama Babinsa untuk menaklukkan si jago merah.

Peristiwa ini bermula sekitar pukul 19.00 Wita. Seorang saksi bernama Suarni Usali, 50 tahun, melihat percikan api dari stop kontak di atas lemari kayu dekat kilometer rumah. Api langsung menyambar bagian depan rumah hingga membesar. Saksi kedua, Sagita Umar, 22 tahun, segera berteriak meminta bantuan. Warga, aparat desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas pun berlari ke lokasi, berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya.

Upaya manual warga akhirnya mendapat bantuan sekitar pukul 19.15 Wita. Dua unit mobil pemadam kebakaran milik PT PG Gorontalo tiba dan langsung melakukan penyemprotan. Suasana tegang berlangsung hampir satu jam, hingga akhirnya api dapat dikendalikan dan tidak meluas ke rumah-rumah warga lainnya.

Sekitar Pukul 20.15 Wita, api berhasil dipadamkan total. Rasa lega pun menyelimuti warga Tamaila. Hasil kerja sama Damkar PT PG Gorontalo, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan masyarakat menjadi bukti bahwa persatuan mampu mengatasi bencana yang mengancam.

Meski tidak ada korban jiwa, kerugian materiil ditaksir mencapai Rp100.000.000. Semua harta benda habis terbakar, mulai dari rumah semi permanen, dua unit telepon genggam, kulkas, televisi, lima lemari pakaian, mesin cuci, dua set kursi sofa, uang tunai sekitar Rp10 juta, barang dagangan, hingga surat-surat berharga. Hanya pakaian yang melekat di badan korban yang bisa diselamatkan.

Kini, Zakaria Dukalang bersama istri dan anaknya harus mengungsi di rumah kerabat. Kehilangan tempat tinggal membuat mereka harus menata hidup dari awal, namun dukungan warga dan aparat menjadi penguat semangat untuk bangkit kembali.

Penyebab kebakaran diduga kuat akibat arus pendek listrik. Percikan kecil yang muncul dari stop kontak menjadi awal petaka, melalap rumah dan kios hanya dalam hitungan menit. Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap instalasi listrik di rumah.

Dari peristiwa ini, masyarakat berharap adanya perhatian dari pemerintah desa hingga kabupaten. Bantuan sosial sangat diharapkan agar keluarga korban dapat melanjutkan hidup dengan layak dan segera bangkit dari keterpurukan.

Kejadian ini sekaligus menjadi catatan penting bagi seluruh pihak tentang betapa pentingnya peran Babinsa di tengah masyarakat. Sersan Dua Mirhan tidak hanya menjaga keamanan wilayah, tetapi juga hadir sebagai penolong yang siap bergerak kapan saja warganya menghadapi kesulitan.

Pada akhirnya, musibah di Desa Tamaila menjadi pelajaran berharga bahwa kekuatan terbesar ada pada kebersamaan. Di tengah kobaran api, semangat gotong royong dan kepedulian sosial menjadi nyala harapan baru bagi keluarga korban.